CARA REVIEW JURNAL

CARA REVIEW JURNAL

Dosen sering kali memberikan tugas kuliah untuk mereview jurnal, baik jurnal nasional maupun jurnal internasional. Tujuan dari review jurnal sendiri adalah untuk mempermudah dalam memahasi inti dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Sebagai mahasiswa yang sering mendapat tugas untuk itu seharusnya mampu untuk melakukan review tersebut. Sehingga dalam membahas jurnal itu akan lebih mudah dipahami setelah dilakukan review.
Hal-hal pokok bahasan yang perlu di tampilkan dalam melakukan review, diantaranya:
1. Latar Belakang Teori dan Tujuan Penelitian
Mengungkapkan beberapa landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan tujuan apa yang ingin dicapai.
2. Metode
Mengungkapkan mengenai metode apa yang digunakan, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, alat pengumpul data, dan analisis data yang digunakan.
3. Hasil dan Pembahasan
Dalam pokok bahasan ini mengambil hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan padat.
Berikut contoh review jurnal Psikologi.
Judul :
Apakah Kepribadian Menentukan Pemilihan Media Komunikasi?
“Metaanalisis Terhadap Hubungan Kepribadian Extraversion, Neuroticism, dan Openness to Experience dengan Penggunaan Email”
1. Pengantar dan Tujuan
Penggunaan Information Communication Technology (ICT) sebagai sarana komunikasi meningkatkan orang untuk saling berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung dengan internet walaupun lokasi mereka saling berjauhan. Salah satu fasilitas internet adalah surat elektronik (email). Dengan email ini, pesan-pesan dapat disampaikan secara tertulis melintasi batas ruang dan waktu.
Dari teori Lewin dapat dikaitkan dengan perilaku penggunaan email, yaitu faktor penyebab dari dalam diri yang mempengaruhi penggunaan email adalah faktor individu (sifat kepribadian). Sedangkan faktor dari luar diri yang mempengaruhi penggunaan email antara lain adalah kontak sosial, ciri-ciri kekayaan komunikasi yang ditampilkan oleh sebuah media komunikasi, tersedianya fasilitas internet, dan kemudahan penggunaan internet untuk berkirim email.
Penulis melakukan meta analisis terhadap pola hubungan antara kepribadian dan penggunaan email dari berbagai jurnal ilmiah yang terdiri dari 16 artikel, baik yang telah dipublikasikan melalui jurnal ilmiah maupun hasil penelitian tesis/disertasi yang dipublikasikan melalui internet dalam periode tahun 1999 hingga 2006. Tujuannya adalah untuk melihat apakah variabel kepribadian yang diteliti dalam berbagai studi kalau dirangkum menjadi satu memberikan hasil yang konsisten dan bisa dijadikan dasar untuk menjawab pertanyaan apakah kepribadian menentukan pilihan media komunikasi.
Email dan Berbagai Karakteristiknya
Dalam sub-bab ini penulis menjelaskan tentang keunggulan-keunggulan yang menyebabkan email lebih disukai daripada media komunikasi yang lainnya. Hal ini erat kaitannya dengan karakteristik email itu sendiri, antara lain : kemampuan email menciptakan komunitasi yang tidak berbasis geografis, dapat ditulis dan dibaca di mana saja (Williams, Strover, dan Grant, 1994), Pesan yang ditulis dapat pendek, dapat pula panjang. Bila ingin mengirimkan dokumen sertaan dapat dilampirkan pada attachment, bisa dibuat arsip yang dapat disimpan dan dibuka kembali pada saat dibutuhkan, Pesan dapat ditujukan kepada satu orang maupun banyak orang secara bersamaan, dapat disisipkan e-motion, Asynchronous, Anonimity, Polychronicity dan juga dialog.
Benarkah kepribadian penentu pemilihan media?
Kepribadian adalah unik untuk setiap individu, dan menjadikan individu tersebut berbeda dengan individu yang lainnya. Sehingga muncul pertanyaan Mengapa seorang memilih menggunakan email sementara orang lainnya tidak sering, bahkan tidak mau menggunakannya?
Eysenck Three Factors Model (Eysenck & Eysenck, 1991) dan Five Factors
Model yang dikembangkan oleh Costa & McCrae (Costa & McCrae, 1992) mencantumkan Extraversion dan Neuroticism sebagai sentral dimensi kepribadian yang berada dalam dua kutub yang berlawanan.
Penelitian ini menggunakan teori kepribadian Big Five dalam mengelompokkan variabel-variabel ke dalam dimensi, yaitu extraversion, neuroticism, dan openness to experience.
2. Metode
· Subjek : 20 data dari berbagai jurnal periode tahun 1999-2006 melibatkan 4267 orang (N=4267).
· Prosedur Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan metode meta-analisis yaitu metode survey yang dilakukan terhadap data-data yang terdapat di dalam beberapa laporan penelitian.
Pengumpulan data dari berbagai jurnal didownload melalui INFOTRAC, EBSCO, PROQUEST, ERIC, Tesis dan Disertasi yang diperoleh dari Networked Digital Library on Theses and Dissertations (NDLTD). Sehingga dalam penelitian ini dapat dicapai tujuan dari penelitian ini yaitu adanya hubungan antara kepribadian dan penggunaan email.
2. Metode Analisis Data
Analisis data penelitian dilakukan melalui 5 tahap:
1. Manajemen Data.
2. Pengkodean dilakukan dengan cara mengelompokkan data-data variabel kepribadian yang diperoleh dengan mengacu teori kepribadian Big Five (Costa, & McCrae, 1991).
3. Untuk data yang masih mengandung nilai F, t, atau d dikonversikan terlebih dahulu ke nilai r sehingga siap diperbandingkan.d. Koreksi kesalahan sampel & Koreksi kesalahan pengukuran.
D. Hasil
Dua puluh dua data hubungan kepribadian dengan penggunaan email berhasil dikumpulkan dari 16 naskah yang diperoleh, 11 penelitian menguji variabel extraversion, 6 penelitian menguji variabel openness to experience, 5 penelitian menguji neuroticism, 2 penelitian menguji variabel conscientiuosness, dan hanya satu yang menguji agreeableness. Dari pertimbangan atas ketersediaan data, penelitian ini menguji 3 dimensi kepribadian, yaitu extraversion, openness to experience, dan neuroticism.
1. Hubungan Kepribadian Extraversion dengan Penggunaan Email
Dari hasil analisa data, jika kepercayaan adalah 95% maka kesalahan pengukuran masih dalam batas. Dengan kata lain, ada hubungan antara kepribadian extraversion dengan penggunaan email.
2. Hubungan Kepribadian Neuroticism dengan Penggunaan Email
Kraut(1998) mengemukakan bahwa Internet dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Semakin sering menggunakan Internet, individu akan semakin neurotic.
Namun hasil penelitian yang dilaporkan oleh Hamburger dan Artzi ini menyimpulkan bahwa Internet tidak mengakibatkan neurotic, tetapi sebaliknya karakteristik individu neurotic yang menghindari kontak sosial face to face yang mendorong mereka menggunakan internet, terutama untuk tujuan sosialisasi.
Dari hasil analisi jika kepercayaan diberi 95% kesalahan pengukuran masih dalam batas kepercayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kepribadian neuroticism dengan penggunaan email.
3. Hubungan Kepribadian Openness to Experience dengan Penggunaan Email
Individu openness memiliki keinginan dan keyakinan untuk dapat melakukan tugas-tugas yang dihadapinya. Email memberikan kemudahan bagi individu dalam berkomunikasi. Namun ketidakyakinan akan kemampuan dalam menggunakan email (computer efficacy) merupakan salah satu penyebabkan keengganan individu menggunakan email.
Dari data-data yang didapat korelasi yang ada masih dalam rentang taraf kepercayaan. Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan antara kepribadian openness to experience dengan penggunaan email.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepribadian extraversion, neuroticism, dan openness to experience berhubungan secara signifikan dengan penggunaan teknologi komunikasi berbasis internet atau email.
Semoga Bermanfaat . . . .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Analisis Jurnal Internasional
Implementing Project-Based Learning And E-Portofolio Assessment In an Undergraduate Course (Yasemin Gülbahar and Hasan Tinmaz, Baskent University-Turkey, Journal of Research on Technology in Education-ISTE Vol 38 No 3 Spring 2006)
A.      Latar Belakang
Penelitian yang dilakukan adalah sebuah studi kasus untuk menjawab pertanyaan para pendidik tentang proses belajar mengajar yang efektif. Proses pembelajaran yang efektif ini dapat   dilakukan   dengan   berbagai   pendekatan,   mulai   dari   pendekatan   behaviorisme, kognitivisme, sampai pendekatan kontruktivisme. Pembelajaran berbasis proyek  adalah  salah satu   metode  yang  didasarkan  pada  konstruktivisme  dengan  mendukung  keterlibatan   siswa dalam pemecahan masalah (Doppelt, 2003).
Selain menggunakan pendekatan dalam proses pembelajaran, maka diperlukan pula pendekatan dalam  penilaian.  Karena  pengajaran yang efektif adalah  memperhatikan proses pembelajaran  dan  penilaian.  Dalam   penilaian,  terdapat  pendekatan  alternatif  seperti  rubrik, penilaian diri, dan portofolio.
Dengan demikian,  studi  kasus pada jurnal  ini  terutama didasarkan  pada pendekatan konstruktivisme,  dengan  pembelajaran  berbasis  proyek  sebagai  metode   pengajaran  dan   e-portofolio penilaian sebagai strategi evaluasi.
B.       Masalah
Masalah   yang   diangkat   dalam   jurnal   ini   adalah   kurangnya   penerapan   metode pembelajaran dan penilaian dalam merancang,  mengembangkan  dan  mengevaluasi  software pendidikan  bagi  mahasiswa  dari  Jurusan  Pendidikan Komputer dan  Teknologi Instruksional.
Untuk itu, studi kasus ini bertujuan untuk menerapkan  pembelajaran berbasis proyek  dengan memanfaatkan  penilaian  portofolio  dalam  kelas  dengan  skala kecil  (N  =  8)  agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.
C.      Metodelogi
Penelitian   dalam   studi   kasus   ini  menggunakan  pendekatan   kualitatif  dan   kuantitatif.
Instrumen untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif mencakup analisis tugas, laporan dan produk, wawancara formal dan informal terstruktur dengan siswa,  dan formulir evaluasi.
Data dikumpulkan pada waktu yang berbeda dan bertahap selama pembelajaran berlangsung.
Untuk analisis kualitatif, dilakukan wawancara dengan siswa dan analisis laporan akhir. Untuk analisis kuantitatif, dilakukan penghitungan statistik deskriptif.
Penelitian   ini   dilakukan   kepada   calon   guru   (mahasiswa)   di   Departemen  Pendidikan   Komputer   dan   Instructional   Technology   di   Fakultas  Pendidikan,   di   sebuah Universitas swasta di Turki. Dengan jumlah siswa delapan (lima perempuan dan tiga laki-laki).
Untuk   mengumpulkan   persepsi   siswa   tentang   pendekatan   pembelajaran   berbasis proyek,   dilakukan   wawancara   semi-terstruktur   dengan   masing-masing   siswa.   Pertanyaan tersebut meliputi kesulitan yang dihadapi dalam desain softwere pendidikan, keuntungan dan kerugian pembelajaran berbasis proyek, dan penilaian portofolio. Data mengenai kepuasan dari keseluruhan pembelajaran dan instruktur diambil melalui kuesioner yang bernama Instruktur dan   Kuesioner   Evaluasi   Pembelajaran,  yang   diberikan   kepada   siswa   diakhir   semester.
Kuesioner ini terdiri dari 16 pertanyaan.
D.      Landasan Teori
Untuk   mencapai   tujuan   pembelajaran   yang   efektif   maka   perlu   dilakukan   penerapan metode pembelajaran dan penilaian dalam merancang,  mengembangkan  dan  mengevaluasi software  pendidikan  bagi  mahasiswa  dari  Jurusan  Pendidikan   Komputer   dan  Teknologi
Instruksional. Untuk  itu, studi kasus ini bertujuan untuk  menerapkan  pembelajaran berbasis proyek dengan memanfaatkan penilaian portofolio dalam kelas dengan skala kecil (N = 8) agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran   berbasis   proyek   dapat   didefinisikan   secara   singkat   sebagai   "sebuah model  pembelajaran  dengan  mengadakan   sebuah  proyek"   (Thomas, 2000,  hal  1).  Adapun kriteria  pembelajaran   berbasis proyek  adalah   pembelajaran  terfokus   pada  kegiatan  belajar, bukan mengikuti kurikulum, pembelajaran terfokus pada pertanyaan atau masalah siswa untuk menemukan konsep-konsep, pembelajaran  melibatkan siswa dalam penyelidikan konstruktif, siswa didorong untuk berfikir secara signifikan dan realistis.
Sedangkan penilaian portofolio menurut  Barrett (2001), portofolio dapat  didefinisikan sebagai karya  yang  dikumpulkan  siswa  dari  refleksi siswa yang menunjukkan pertumbuhan mereka   di   sepanjang   proses  pembelajaran.  Barzilai   (2004)   menyarankan   bahwa   strategi penilaian   tradisional   tidak   akan   sesuai   untuk   mengukur   tujuan   dari   program   pembelajaran berbasis   proyek.   Sebagai   alternatif   penilaian,  jenis   metode   portofolio   secara   luas  dapat digunakan   untuk  pembelajaran   berbasis   proyek  karena   komponennya   adalah   refleksi   dari siswa, adanya perbaikan untuk kemajuan siswa, dan tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan e-portofolio, siswa memiliki kesempatan untuk merefleksikan atas pembelajaran mereka   dan   guru   memiliki   kesempatan   untuk   memberikan   umpan   balik   pada   pekerjaan (membuat produk) siswa (Ahn, 2004).
E.       Hasil
Hasil dari studi kasus pada jurnal ini adalah sebagai berikut :
1.    Hasil   wawancara   mengenai   prosees   pembelajaran,   rata-rata  siswa   menyukai   metode pembelajaran berbasis proyek dan penilaian fortofolio.
2.   Pada fase desain sofware, instruktur dan asisten dosen mengamati bahwa meskipun beberapa contoh diberikan untuk siswa, mereka tidak bisa menghasilkan skenario kreatif dan memiliki kesulitan merancang topik yang dipilih.
3.     Data   mengenai   kepuasan   dari   keseluruhan   pembelajaran   dan   instruktur   diambil   melalui kuesioner yang bernama Instruktur dan Kuesioner Evaluasi Pembelajaran dengan nilai rata-rata untuk kuesioner 4,37,  ini  menunjukkan tingginya  tingkat kepuasan siswa. Rentang (0,43)  dari setiap   item  sangat   dekat,   menunjukkan   bahwa   semua   siswa   puas   dengan   instruktur   dan pembelajaran   ini.   Selain   itu,   rata-rata  siswa   memilih  "sangat   setuju"   (5)   dan   "setuju"   (4) terhadap   keseluruhan   pembelajaran.   Siswa   sepakat   bahwa  pembelajaran  berbasis   proyek menghasilkan hasil yang sukses untuk pembelajaran siswa.
F.       Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat diambil dari study kasus pada jurnal ini adalah:
1.      Hal terpenting yang diamati peneliti adalah ketidakmampuan siswa untuk membuat skenario untuk software pendidikan. Sehingga produk (software pendidikan) dari pembelajaran berbasis proyek   kurang   maksimal.  Hal   ini  dikarenakan  kurangnya   program  yang  menekankan keterampilan berpikir seperti kreativitas dan pemecahan masalah.
2.    Untuk penilaian portofolio merupakan metode penilaian yang disukai oleh semua siswa, karena siswa mendapatkan umpan balik mingguan mengenai tugas dan memiliki kesempatan untuk mendesain ulang tugas sebelum penyerahan akhir dievaluasi oleh siswa sebagai kesempatan besar   untuk   perbaikan   diri.   Selain   itu,   penggunaan   e-portofolio   menunjukkan   model pembelajaran yang berpusat untuk calon guru.
G.      Komentar (Keunggulan dan Kekurangan)
1.    Keunggulan
            Menurut pendapat saya kelebihan dari studi kasus ini adalah adanya instrumen penelitian pada akhir halaman dan peneliti melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif, sehingga hasil   penelitian   memuaskan.   Keunggulan   lainnya   yaitu   ketepatan   peneliti   dalam   memilih alternatif   penilaian   yang   sesuai   dengan   metode   pembelajaran   berbasis   proyek.   Dengan penilaian portofolio ini, siswa dapat merefleksikan diri untuk kemajuan siswa dengan adanya umpan   balik   mingguan   yang   dilakukan   peneliti   dengan   siswa   pada   proses   pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran berbasis proyek tercapai.
2.    Kekurangan
             Menurut pendapat saya, kekurangan dari studi kasus dalam jurnal ini adalah jumlah peserta yang rendah yaitu 8 orang sehingga penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan. Dan dengan   jumlah   siswa   yang   sedikit   ini   menyebabkan   penelitian   hanya   dilakukan   dengan memberikan tugas yang dikerjakan secara individu tanpa adanya tugas yang dikerjakan secara kelompok. Sehingga tidak diketahui perbandingan antara tugas yang dikerjakan secara individu dengan tugas yang dikerjakan secara kelompok. Menurut Özdener dan Özçoban (2004) pada jurnal   tersebut  mengusulkan   bahwa  pembelajaran  berbasis   proyek   dapat   diterapkan   untuk individu   dan   kelompok,   membentuk   kelompok  yang   terdiri  dari   dua   atau   tiga   orang   untuk melaksanakan proyek tersebut akan lebih cocok.  Namun, peneliti tidak menerapkannya pada penelitian ini, sehingga peneliti kurang mampu mengembangkan berfikir kreatif pada siswa, hal ini   ditunjukkan   dengan   ketidakmampuan   siswa   untuk   membuat   skenario   untuk  software pendidikan sehingga produk dari pembelajaran berbasis proyek kurang maksimal.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Summative Assessment with Formative Feedback: An Intervention in a Small Bioscience Cohort (Damian Parry, Carl Larsen and Cathy Walsh, Department of Health and Applied Social Sciences-Liverpool Hope University, bioscience journal vol 11- juni 2008)
A.   Latar Belakang
Salah   satu   prinsip   dalam   desain   kurikulum   adalah   kebutuhan   untuk   mencapai keselarasan konstruktif antara hasil pembelajaran yang diharapkan, kegiatan pembelajaran dan penilaian (Biggs,   1999).   Nicol  dan  Macfarlane-Dick   (2006) berpendapat   bahwa   kunci  untuk keselarasan   konstruktif   adalah   memastikan   bahwa  guru  dan   siswa   membentuk   kemitraan dengan dialog melalui umpan balik yang merupakan dasar dari kegiatan belajar mengajar.
Dalam menanggapi kebutuhan untuk membuka dialog seputar  penilaian siswa  maka dilakukan studi percontohan di modul Bioscience kecil (14 siswa yang terdaftar pada modul namun hanya 10  siswa yang  menyelesaikan 3  praktik  dalam jangka waktu  yang ditentukan) dimana perhatian peneliti difokuskan pada umpan balik yang konstruktif, dengan judul penelitian yaitu   “Penilaian  sumatif  dengan  Umpan   Balik  Formatif:  Sebuah  Intervensi  dalam  Kohort Biosains Kecil”
B.   Masalah
Masalah yang diangkat dalam jurnal ini adalah kurangnya peningkatan dan penekanan pada umpan balik formatif sehingga hasil pembelajaran kurang maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah membentuk kemitraan dengan dialog antara guru dan siswa melalui umpan balik formatif untuk meningkatkan pembelajaran sehingga hasil pembelajaran maksimal.
C.   Metodelogi
Penelitian   ini   menggunakan   metode   eksperimen,   yang   ditunjukkan   dengan   proses pembelajaran yang berkelanjutan yaitu terdiri dari 3 praktis. Studi kasus ini  difokuskan pada umpan balik yang konstruktif. Siswa melakukan berbagai kegiatan dalam modul yang terdiri dari tiga  praktis. Laporan  praktis dan umpan balik dilakukan setiap  dua minggu  setelah dilakukan kegiatan. Penyerahan laporan dirancang sedemikian rupa untuk memastikan umpan balik akan mengarah atau berhubungan dengan penyerahan laporan berikutnya. Umpan balik  ini fokus pada  pembelajaran  dan  masing-masing siswa diberikan informasi tentang kemajuan mereka sendiri.   Guru   harus  memastikan   bahwa   selama   diskusi   masing-masing   kriteria   penilaian ditujukan pada siswa baik untuk tugas saat ini ataupun tugas yang akan datang. Studi kasus ini melibatkan 14 siswa yang terdaftar pada modul namun hanya 10 siswa yang menyelesaikan 3 praktik dalam jangka waktu yang ditentukan.
D.   Landasan Teori
Untuk membangun kemitraan dan dialog antara siswa dan guru dilakukan pembelajaran yang berpusat  pada umpan balik yang konstruktif. Umpan balik formatif  merupakan  dimensi terpenting, apabila diberikan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang terbaik karena dapat menyebabkan peserta didik terus menuju pencapaian sukses dalam konteks penilaian sumatif "(Ras,   2005,   hal   97)  Dan   ada   beberapa  pendapat   dalam   komunitas   akademik  yaitu meningkatkan  penekanan  terhadap  umpan  balik   formatif  dapat  meningkatkan   pembelajaran (Dearing, 1997; Park dan Crook, 2007). Umpan balik formatif  ini  dinilai sebagai sarana untuk membuka dialog yang mendalam antara siswa dengan guru agar tujuan pembelajaran tercapai.
E.   Hasil
Hasil dari studi   kasus   dalam  jurnal  ini   adalah  hampir  semua  siswa   merasa  senang melakukan proses  pembelajaran dengan adanya umpan balik secara formatif karena siswa dapat   berdialog   secara   terbuka   dengan   guru   untuk   mencapai   tujuan   pembelajaran   dalam konteks penilaian sumatif yang memuaskan.
Dalam prestasi belajar siswa secara keseluruhan untuk 3 praktis, setelah dilakukan dua intervensi   umpan   balik,   secara   signifikan   meningkat   jika   dibandingkan   dengan   praktis   1 (tindakan berulang ANOVA, p = 0,001). Dan untuk membandingkan prestasi digunakan uji-t berpasangan dalam praktis 1 sampai  praktis 3, prestasi dalam kriteria penilaian yang berkaitan dengan struktur (p = 0), tujuan (p = 0,046), data (p = 0,45) dan aplikasi (p = 0,008) meningkat secara signifikan dalam menanggapi umpan balik (df = 9 dalam semua kasus).
F.    Kesimpulan
Kesimpulan studi kasus pada jurnal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu penelitian ini dapat meningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran, walaupun dalam jumlah kecil   namun  memberikan   bukti   bahwa   secara   signifikan   praktis  ini   dapat   digunakan   untuk meningkatkan prestasi siswa.
G.   Komentar (Keunggulan dan Kekurangan)
1.        Keunggulan
Menurut pendapat saya keunggulan yang terdapat pada jurnal ini adalah terdapat grafik mengenai nilai yang dicapai siswa pada setiap praktis yaitu dari praktis 1 sampai praktis 3.
Keunggulan lainnya adalah jurnal ini menyebutkan  bahwa walaupun dalam penelitian ini jumlah pesesta  rendah (N=10) namun  memberikan bukti  bahwa secara signifikan  praktis  ini  dapat digunakan   untuk   meningkatkan   prestasi  siswa   dengan   hasil   penelitian   yang   menunjukkan peningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran,
2.        Kekurangan

Menurut pendapat saya kekurangan yang terdapat pada jurnal ini adalah jurnal berbentuk deskriptif sehingga pembaca kurang memahami alur penelitian dan dibutuhkan pemikiran yang masak untuk mencerna isi jurnal. Dalam jurnal ini tidak terdapat instrumen penelitian sehingga pembaca tidak dapat mengetahui dengan pasti kriteria apa saja yang dilakukan pada penelitian ini. Dan dalam jurnal ini juga tidak dijelaskan tentang tugas apa yang dilakukan siswa pada setiap praktis, hanya dijelaskan tugas memiliki bobot dan kualitas yang sama dalam setiap praktis. Jumlah peserta penelitian juga sedikit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISA FILM 16 KEPRIBADIAN SYBILL

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN