CARA REVIEW JURNAL
CARA
REVIEW JURNAL
Dosen sering kali
memberikan tugas kuliah untuk mereview jurnal, baik jurnal nasional maupun
jurnal internasional. Tujuan dari review jurnal sendiri adalah untuk mempermudah
dalam memahasi inti dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Sebagai mahasiswa yang
sering mendapat tugas untuk itu seharusnya mampu untuk melakukan review
tersebut. Sehingga dalam membahas jurnal itu akan lebih mudah dipahami setelah
dilakukan review.
Hal-hal pokok bahasan yang
perlu di tampilkan dalam melakukan review, diantaranya:
1. Latar Belakang Teori
dan Tujuan Penelitian
Mengungkapkan beberapa
landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya
dan tujuan apa yang ingin dicapai.
2. Metode
Mengungkapkan mengenai
metode apa yang digunakan, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, alat
pengumpul data, dan analisis data yang digunakan.
3. Hasil dan Pembahasan
Dalam pokok bahasan ini
mengambil hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan
deskripsi secara singkat, jelas, dan padat.
Berikut contoh review
jurnal Psikologi.
Judul :
Apakah Kepribadian
Menentukan Pemilihan Media Komunikasi?
“Metaanalisis Terhadap
Hubungan Kepribadian Extraversion, Neuroticism, dan Openness to Experience
dengan Penggunaan Email”
1. Pengantar dan Tujuan
Penggunaan Information
Communication Technology (ICT) sebagai sarana komunikasi meningkatkan orang
untuk saling berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung dengan internet
walaupun lokasi mereka saling berjauhan. Salah satu fasilitas internet adalah
surat elektronik (email). Dengan email ini, pesan-pesan dapat disampaikan
secara tertulis melintasi batas ruang dan waktu.
Dari teori Lewin dapat
dikaitkan dengan perilaku penggunaan email, yaitu faktor penyebab dari dalam
diri yang mempengaruhi penggunaan email adalah faktor individu (sifat
kepribadian). Sedangkan faktor dari luar diri yang mempengaruhi penggunaan email
antara lain adalah kontak sosial, ciri-ciri kekayaan komunikasi yang
ditampilkan oleh sebuah media komunikasi, tersedianya fasilitas internet, dan
kemudahan penggunaan internet untuk berkirim email.
Penulis melakukan meta
analisis terhadap pola hubungan antara kepribadian dan penggunaan email dari
berbagai jurnal ilmiah yang terdiri dari 16 artikel, baik yang telah
dipublikasikan melalui jurnal ilmiah maupun hasil penelitian tesis/disertasi
yang dipublikasikan melalui internet dalam periode tahun 1999 hingga 2006.
Tujuannya adalah untuk melihat apakah variabel kepribadian yang diteliti dalam
berbagai studi kalau dirangkum menjadi satu memberikan hasil yang konsisten dan
bisa dijadikan dasar untuk menjawab pertanyaan apakah kepribadian menentukan
pilihan media komunikasi.
Email dan Berbagai
Karakteristiknya
Dalam sub-bab ini penulis
menjelaskan tentang keunggulan-keunggulan yang menyebabkan email lebih disukai
daripada media komunikasi yang lainnya. Hal ini erat kaitannya dengan
karakteristik email itu sendiri, antara lain : kemampuan email menciptakan
komunitasi yang tidak berbasis geografis, dapat ditulis dan dibaca di mana saja
(Williams, Strover, dan Grant, 1994), Pesan yang ditulis dapat pendek, dapat
pula panjang. Bila ingin mengirimkan dokumen sertaan dapat dilampirkan pada
attachment, bisa dibuat arsip yang dapat disimpan dan dibuka kembali pada saat
dibutuhkan, Pesan dapat ditujukan kepada satu orang maupun banyak orang secara
bersamaan, dapat disisipkan e-motion, Asynchronous, Anonimity, Polychronicity
dan juga dialog.
Benarkah kepribadian
penentu pemilihan media?
Kepribadian adalah unik
untuk setiap individu, dan menjadikan individu tersebut berbeda dengan individu
yang lainnya. Sehingga muncul pertanyaan Mengapa seorang memilih menggunakan
email sementara orang lainnya tidak sering, bahkan tidak mau menggunakannya?
Eysenck Three Factors
Model (Eysenck & Eysenck, 1991) dan Five Factors
Model yang dikembangkan
oleh Costa & McCrae (Costa & McCrae, 1992) mencantumkan Extraversion dan
Neuroticism sebagai sentral dimensi kepribadian yang berada dalam dua kutub
yang berlawanan.
Penelitian ini menggunakan
teori kepribadian Big Five dalam mengelompokkan variabel-variabel ke dalam
dimensi, yaitu extraversion, neuroticism, dan openness to experience.
2. Metode
·
Subjek : 20 data dari berbagai jurnal periode tahun 1999-2006 melibatkan 4267 orang
(N=4267).
·
Prosedur Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini
menggunakan metode meta-analisis yaitu metode survey yang dilakukan terhadap
data-data yang terdapat di dalam beberapa laporan penelitian.
Pengumpulan data dari
berbagai jurnal didownload melalui INFOTRAC, EBSCO, PROQUEST, ERIC, Tesis dan
Disertasi yang diperoleh dari Networked Digital Library on Theses and Dissertations
(NDLTD). Sehingga dalam penelitian ini dapat dicapai tujuan dari penelitian ini
yaitu adanya hubungan antara kepribadian dan penggunaan email.
2. Metode Analisis Data
Analisis data penelitian
dilakukan melalui 5 tahap:
1. Manajemen Data.
2. Pengkodean dilakukan
dengan cara mengelompokkan data-data variabel kepribadian yang diperoleh dengan
mengacu teori kepribadian Big Five (Costa, & McCrae, 1991).
3. Untuk data yang masih
mengandung nilai F, t, atau d dikonversikan terlebih dahulu ke nilai r sehingga
siap diperbandingkan.d. Koreksi kesalahan sampel & Koreksi kesalahan
pengukuran.
D. Hasil
Dua puluh dua data
hubungan kepribadian dengan penggunaan email berhasil dikumpulkan dari 16
naskah yang diperoleh, 11 penelitian menguji variabel extraversion, 6
penelitian menguji variabel openness to experience, 5 penelitian menguji
neuroticism, 2 penelitian menguji variabel conscientiuosness, dan hanya satu yang
menguji agreeableness. Dari pertimbangan atas ketersediaan data, penelitian ini
menguji 3 dimensi kepribadian, yaitu extraversion, openness to experience, dan neuroticism.
1. Hubungan Kepribadian
Extraversion dengan Penggunaan Email
Dari hasil analisa data,
jika kepercayaan adalah 95% maka kesalahan pengukuran masih dalam batas. Dengan
kata lain, ada hubungan antara kepribadian extraversion dengan penggunaan
email.
2. Hubungan Kepribadian
Neuroticism dengan Penggunaan Email
Kraut(1998) mengemukakan
bahwa Internet dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Semakin sering
menggunakan Internet, individu akan semakin neurotic.
Namun hasil penelitian
yang dilaporkan oleh Hamburger dan Artzi ini menyimpulkan bahwa Internet tidak
mengakibatkan neurotic, tetapi sebaliknya karakteristik individu neurotic yang
menghindari kontak sosial face to face yang mendorong mereka menggunakan
internet, terutama untuk tujuan sosialisasi.
Dari hasil analisi jika
kepercayaan diberi 95% kesalahan pengukuran masih dalam batas kepercayaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kepribadian
neuroticism dengan penggunaan email.
3. Hubungan Kepribadian
Openness to Experience dengan Penggunaan Email
Individu openness memiliki
keinginan dan keyakinan untuk dapat melakukan tugas-tugas yang dihadapinya.
Email memberikan kemudahan bagi individu dalam berkomunikasi. Namun
ketidakyakinan akan kemampuan dalam menggunakan email (computer efficacy)
merupakan salah satu penyebabkan keengganan individu menggunakan email.
Dari data-data yang
didapat korelasi yang ada masih dalam rentang taraf kepercayaan. Dengan
demikian dapat disimpulkan ada hubungan antara kepribadian openness to
experience dengan penggunaan email.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kepribadian extraversion, neuroticism, dan openness to
experience berhubungan secara signifikan dengan penggunaan teknologi komunikasi
berbasis internet atau email.
Semoga Bermanfaat . . . .
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Analisis
Jurnal Internasional
Implementing Project-Based
Learning And E-Portofolio Assessment In an Undergraduate Course (Yasemin
Gülbahar and Hasan Tinmaz, Baskent University-Turkey, Journal of Research on Technology
in Education-ISTE Vol 38 No 3 Spring 2006)
A. Latar Belakang
Penelitian yang dilakukan
adalah sebuah studi kasus untuk menjawab pertanyaan para pendidik tentang
proses belajar mengajar yang efektif. Proses pembelajaran yang efektif ini dapat dilakukan
dengan berbagai pendekatan,
mulai dari pendekatan
behaviorisme, kognitivisme, sampai pendekatan kontruktivisme.
Pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu
metode yang didasarkan
pada konstruktivisme dengan
mendukung keterlibatan siswa dalam pemecahan masalah (Doppelt,
2003).
Selain menggunakan
pendekatan dalam proses pembelajaran, maka diperlukan pula pendekatan
dalam penilaian. Karena
pengajaran yang efektif adalah
memperhatikan proses pembelajaran
dan penilaian. Dalam
penilaian, terdapat pendekatan
alternatif seperti rubrik, penilaian diri, dan portofolio.
Dengan demikian, studi
kasus pada jurnal ini terutama didasarkan pada pendekatan konstruktivisme, dengan
pembelajaran berbasis proyek
sebagai metode pengajaran
dan e-portofolio penilaian
sebagai strategi evaluasi.
B. Masalah
Masalah yang diangkat
dalam jurnal ini
adalah kurangnya penerapan
metode pembelajaran dan penilaian dalam merancang, mengembangkan
dan mengevaluasi software pendidikan bagi
mahasiswa dari Jurusan
Pendidikan Komputer dan Teknologi
Instruksional.
Untuk itu, studi kasus ini
bertujuan untuk menerapkan pembelajaran
berbasis proyek dengan memanfaatkan penilaian
portofolio dalam kelas
dengan skala kecil (N
= 8) agar siswa dapat mencapai tujuan
pembelajaran.
C. Metodelogi
Penelitian dalam
studi kasus ini
menggunakan pendekatan kualitatif
dan kuantitatif.
Instrumen untuk
mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif mencakup analisis tugas, laporan dan
produk, wawancara formal dan informal terstruktur dengan siswa, dan formulir evaluasi.
Data dikumpulkan pada
waktu yang berbeda dan bertahap selama pembelajaran berlangsung.
Untuk analisis kualitatif,
dilakukan wawancara dengan siswa dan analisis laporan akhir. Untuk analisis
kuantitatif, dilakukan penghitungan statistik deskriptif.
Penelitian ini
dilakukan kepada calon
guru (mahasiswa) di
Departemen Pendidikan Komputer
dan Instructional Technology
di Fakultas Pendidikan,
di sebuah Universitas swasta di
Turki. Dengan jumlah siswa delapan (lima perempuan dan tiga laki-laki).
Untuk mengumpulkan persepsi
siswa tentang pendekatan
pembelajaran berbasis proyek, dilakukan
wawancara semi-terstruktur dengan
masing-masing siswa. Pertanyaan tersebut meliputi kesulitan yang dihadapi
dalam desain softwere pendidikan, keuntungan dan kerugian pembelajaran berbasis
proyek, dan penilaian portofolio. Data mengenai kepuasan dari keseluruhan
pembelajaran dan instruktur diambil melalui kuesioner yang bernama Instruktur dan Kuesioner
Evaluasi Pembelajaran, yang
diberikan kepada siswa
diakhir semester.
Kuesioner ini terdiri dari
16 pertanyaan.
D. Landasan Teori
Untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang
efektif maka perlu
dilakukan penerapan metode pembelajaran
dan penilaian dalam merancang,
mengembangkan dan mengevaluasi software pendidikan
bagi mahasiswa dari
Jurusan Pendidikan Komputer
dan Teknologi
Instruksional. Untuk itu, studi kasus ini bertujuan untuk menerapkan
pembelajaran berbasis proyek dengan memanfaatkan penilaian portofolio
dalam kelas dengan skala kecil (N = 8) agar siswa dapat mencapai tujuan
pembelajaran.
Pembelajaran berbasis
proyek dapat didefinisikan secara
singkat sebagai "sebuah model pembelajaran
dengan mengadakan sebuah
proyek" (Thomas, 2000, hal
1). Adapun kriteria pembelajaran
berbasis proyek adalah pembelajaran
terfokus pada kegiatan
belajar, bukan mengikuti kurikulum, pembelajaran terfokus pada
pertanyaan atau masalah siswa untuk menemukan konsep-konsep, pembelajaran melibatkan siswa dalam penyelidikan
konstruktif, siswa didorong untuk berfikir secara signifikan dan realistis.
Sedangkan penilaian
portofolio menurut Barrett (2001),
portofolio dapat didefinisikan sebagai
karya yang dikumpulkan
siswa dari refleksi siswa yang menunjukkan pertumbuhan mereka di
sepanjang proses pembelajaran.
Barzilai (2004) menyarankan
bahwa strategi penilaian tradisional
tidak akan sesuai
untuk mengukur tujuan
dari program pembelajaran berbasis proyek.
Sebagai alternatif penilaian,
jenis metode portofolio
secara luas dapat digunakan untuk
pembelajaran berbasis proyek
karena komponennya adalah
refleksi dari siswa, adanya
perbaikan untuk kemajuan siswa, dan tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan
e-portofolio, siswa memiliki kesempatan untuk merefleksikan atas pembelajaran mereka dan
guru memiliki kesempatan
untuk memberikan umpan
balik pada pekerjaan (membuat produk) siswa (Ahn,
2004).
E. Hasil
Hasil dari studi kasus
pada jurnal ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil
wawancara mengenai prosees
pembelajaran, rata-rata siswa
menyukai metode pembelajaran
berbasis proyek dan penilaian fortofolio.
2. Pada fase desain sofware, instruktur dan
asisten dosen mengamati bahwa meskipun beberapa contoh diberikan untuk siswa,
mereka tidak bisa menghasilkan skenario kreatif dan memiliki kesulitan
merancang topik yang dipilih.
3. Data
mengenai kepuasan dari
keseluruhan pembelajaran dan
instruktur diambil melalui kuesioner yang bernama Instruktur
dan Kuesioner Evaluasi Pembelajaran dengan nilai rata-rata untuk kuesioner
4,37, ini menunjukkan tingginya tingkat kepuasan siswa. Rentang (0,43) dari setiap
item sangat dekat,
menunjukkan bahwa semua
siswa puas dengan
instruktur dan pembelajaran ini.
Selain itu, rata-rata
siswa memilih "sangat
setuju" (5) dan
"setuju" (4) terhadap keseluruhan
pembelajaran. Siswa sepakat
bahwa pembelajaran berbasis
proyek menghasilkan hasil yang sukses untuk pembelajaran siswa.
F. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
study kasus pada jurnal ini adalah:
1. Hal terpenting yang diamati peneliti
adalah ketidakmampuan siswa untuk membuat skenario untuk software pendidikan.
Sehingga produk (software pendidikan) dari pembelajaran berbasis proyek kurang
maksimal. Hal ini
dikarenakan kurangnya program
yang menekankan keterampilan
berpikir seperti kreativitas dan pemecahan masalah.
2. Untuk penilaian portofolio merupakan metode
penilaian yang disukai oleh semua siswa, karena siswa mendapatkan umpan balik
mingguan mengenai tugas dan memiliki kesempatan untuk mendesain ulang tugas
sebelum penyerahan akhir dievaluasi oleh siswa sebagai kesempatan besar untuk
perbaikan diri. Selain
itu, penggunaan e-portofolio menunjukkan
model pembelajaran yang berpusat untuk calon guru.
G. Komentar (Keunggulan dan Kekurangan)
1. Keunggulan
Menurut pendapat saya kelebihan
dari studi kasus ini adalah adanya instrumen penelitian pada akhir halaman dan
peneliti melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif, sehingga hasil penelitian
memuaskan. Keunggulan lainnya
yaitu ketepatan peneliti
dalam memilih alternatif penilaian
yang sesuai dengan
metode pembelajaran berbasis
proyek. Dengan penilaian
portofolio ini, siswa dapat merefleksikan diri untuk kemajuan siswa dengan
adanya umpan balik mingguan
yang dilakukan peneliti
dengan siswa pada
proses pembelajaran sehingga
tujuan dari pembelajaran berbasis proyek tercapai.
2. Kekurangan
Menurut pendapat saya, kekurangan
dari studi kasus dalam jurnal ini adalah jumlah peserta yang rendah yaitu 8
orang sehingga penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan. Dan dengan jumlah
siswa yang sedikit
ini menyebabkan penelitian
hanya dilakukan dengan memberikan tugas yang dikerjakan
secara individu tanpa adanya tugas yang dikerjakan secara kelompok. Sehingga
tidak diketahui perbandingan antara tugas yang dikerjakan secara individu dengan
tugas yang dikerjakan secara kelompok. Menurut Özdener dan Özçoban (2004) pada jurnal tersebut
mengusulkan bahwa pembelajaran
berbasis proyek dapat
diterapkan untuk individu dan
kelompok, membentuk kelompok
yang terdiri dari
dua atau tiga
orang untuk melaksanakan proyek
tersebut akan lebih cocok. Namun,
peneliti tidak menerapkannya pada penelitian ini, sehingga peneliti kurang
mampu mengembangkan berfikir kreatif pada siswa, hal ini ditunjukkan
dengan ketidakmampuan siswa
untuk membuat skenario
untuk software pendidikan sehingga
produk dari pembelajaran berbasis proyek kurang maksimal.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Summative Assessment with
Formative Feedback: An Intervention in a Small Bioscience Cohort (Damian Parry,
Carl Larsen and Cathy Walsh, Department of Health and Applied Social Sciences-Liverpool
Hope University, bioscience journal vol 11- juni 2008)
A. Latar Belakang
Salah satu
prinsip dalam desain
kurikulum adalah kebutuhan
untuk mencapai keselarasan
konstruktif antara hasil pembelajaran yang diharapkan, kegiatan pembelajaran
dan penilaian (Biggs, 1999). Nicol
dan Macfarlane-Dick (2006) berpendapat bahwa
kunci untuk keselarasan konstruktif
adalah memastikan bahwa
guru dan siswa
membentuk kemitraan dengan
dialog melalui umpan balik yang merupakan dasar dari kegiatan belajar mengajar.
Dalam menanggapi kebutuhan
untuk membuka dialog seputar penilaian
siswa maka dilakukan studi percontohan
di modul Bioscience kecil (14 siswa yang terdaftar pada modul namun hanya
10 siswa yang menyelesaikan 3 praktik
dalam jangka waktu yang
ditentukan) dimana perhatian peneliti difokuskan pada umpan balik yang
konstruktif, dengan judul penelitian yaitu
“Penilaian sumatif dengan
Umpan Balik Formatif:
Sebuah Intervensi dalam
Kohort Biosains Kecil”
B. Masalah
Masalah yang diangkat
dalam jurnal ini adalah kurangnya peningkatan dan penekanan pada umpan balik
formatif sehingga hasil pembelajaran kurang maksimal. Tujuan dari penelitian ini
adalah membentuk kemitraan dengan dialog antara guru dan siswa melalui umpan
balik formatif untuk meningkatkan pembelajaran sehingga hasil pembelajaran
maksimal.
C. Metodelogi
Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen,
yang ditunjukkan dengan
proses pembelajaran yang berkelanjutan yaitu terdiri dari 3 praktis.
Studi kasus ini difokuskan pada umpan
balik yang konstruktif. Siswa melakukan berbagai kegiatan dalam modul yang
terdiri dari tiga praktis. Laporan praktis dan umpan balik dilakukan setiap dua minggu
setelah dilakukan kegiatan. Penyerahan laporan dirancang sedemikian rupa
untuk memastikan umpan balik akan mengarah atau berhubungan dengan penyerahan
laporan berikutnya. Umpan balik ini
fokus pada pembelajaran dan
masing-masing siswa diberikan informasi tentang kemajuan mereka sendiri. Guru
harus memastikan bahwa
selama diskusi masing-masing kriteria
penilaian ditujukan pada siswa baik untuk tugas saat ini ataupun tugas
yang akan datang. Studi kasus ini melibatkan 14 siswa yang terdaftar pada modul
namun hanya 10 siswa yang menyelesaikan 3 praktik dalam jangka waktu yang
ditentukan.
D. Landasan Teori
Untuk membangun kemitraan
dan dialog antara siswa dan guru dilakukan pembelajaran yang berpusat pada umpan balik yang konstruktif. Umpan
balik formatif merupakan dimensi terpenting, apabila diberikan pada
waktu yang tepat dan dengan cara yang terbaik karena dapat menyebabkan peserta
didik terus menuju pencapaian sukses dalam konteks penilaian sumatif "(Ras, 2005,
hal 97) Dan
ada beberapa pendapat
dalam komunitas akademik
yaitu meningkatkan penekanan terhadap
umpan balik formatif
dapat meningkatkan pembelajaran (Dearing, 1997; Park dan Crook,
2007). Umpan balik formatif ini dinilai sebagai sarana untuk membuka dialog yang
mendalam antara siswa dengan guru agar tujuan pembelajaran tercapai.
E. Hasil
Hasil dari studi kasus
dalam jurnal ini
adalah hampir semua
siswa merasa senang melakukan proses pembelajaran dengan adanya umpan balik secara
formatif karena siswa dapat
berdialog secara terbuka
dengan guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran dalam konteks penilaian sumatif yang
memuaskan.
Dalam prestasi belajar
siswa secara keseluruhan untuk 3 praktis, setelah dilakukan dua intervensi umpan
balik, secara signifikan
meningkat jika dibandingkan dengan
praktis 1 (tindakan berulang
ANOVA, p = 0,001). Dan untuk membandingkan prestasi digunakan uji-t berpasangan
dalam praktis 1 sampai praktis 3,
prestasi dalam kriteria penilaian yang berkaitan dengan struktur (p = 0),
tujuan (p = 0,046), data (p = 0,45) dan aplikasi (p = 0,008) meningkat secara
signifikan dalam menanggapi umpan balik (df = 9 dalam semua kasus).
F. Kesimpulan
Kesimpulan studi kasus
pada jurnal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu penelitian ini dapat
meningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran, walaupun dalam jumlah kecil namun
memberikan bukti bahwa
secara signifikan praktis
ini dapat digunakan
untuk meningkatkan prestasi siswa.
G. Komentar (Keunggulan dan Kekurangan)
1. Keunggulan
Menurut pendapat saya
keunggulan yang terdapat pada jurnal ini adalah terdapat grafik mengenai nilai
yang dicapai siswa pada setiap praktis yaitu dari praktis 1 sampai praktis 3.
Keunggulan lainnya adalah
jurnal ini menyebutkan bahwa walaupun
dalam penelitian ini jumlah pesesta
rendah (N=10) namun memberikan
bukti bahwa secara signifikan praktis
ini dapat digunakan untuk
meningkatkan prestasi siswa
dengan hasil penelitian
yang menunjukkan peningkatkan
prestasi siswa dalam proses pembelajaran,
2. Kekurangan
Menurut pendapat saya
kekurangan yang terdapat pada jurnal ini adalah jurnal berbentuk deskriptif
sehingga pembaca kurang memahami alur penelitian dan dibutuhkan pemikiran yang masak
untuk mencerna isi jurnal. Dalam jurnal ini tidak terdapat instrumen penelitian
sehingga pembaca tidak dapat mengetahui dengan pasti kriteria apa saja yang
dilakukan pada penelitian ini. Dan dalam jurnal ini juga tidak dijelaskan
tentang tugas apa yang dilakukan siswa pada setiap praktis, hanya dijelaskan
tugas memiliki bobot dan kualitas yang sama dalam setiap praktis. Jumlah
peserta penelitian juga sedikit.
Komentar
Posting Komentar